Belum lengkap rasanya jika legenda perjalanan anak muda berkacamata ini, tanpa adanya coretan mengenai anak-anak. Untuk melengkapi sinetron yang durasinya 3 hari 3 malam, maka secara sukarela dan tanpa adanya tekanan dari sang sutradara, saya akan menuliskan sehalaman tentang pengamatan saya terhadap dunia anak-anak yang ikut terlibat dalam syuting kali ini.
Kalau tidak salah, sesi kali ini merupakan sambungan dari catatan MISI RAHASIA saya di tulisan sebelumnya.
……………..
Diakhir diskusi yang berlangsung antara 3 koordinator saya dengan peserta yang lain, perhatian kami tertuju pada sekumpulan buah berduri yang seolah menantang untuk di “tangani”. Gerombolan durian itu dengan sangar berkumpul di bawah sebuah pohon bersama dengan para penjualnya. Biasanya memang momen acara besar seperti saat ini, selalu dimanfaatkan oleh para pedagang yang berada disekitar lokasi untuk mencari rezeki. Ada yang jual baju, souvenir, makanan sampai durian.
Dan kebetulan sekali, saat itu di lokasi jambore memang sedang musim-musimnya durian. Jadi sangat tepat bagi masyarakat sekitar untuk menjual Sang Raja dari segala buah itu.
Tatapan sang durian yang semakin tak Berprikebuahan, membuat emosi para koordinator saya. Sehingga dengan sigap mereka menyatukan niat untuk mengeksekusi beberapa dari gerombolan itu. Maka mulailah lembaran 10 sampai 20 ribuan bersatu diatas meja untuk diutus menuntaskan perselisihan antara coordinator dengan geng durian. Berhubung saya orangnya sangat penyabar dan tidak mudah terpancing emosi untuk pertengkaran seperti ini, maka saya sama sekali tidak memberikan utusan untuk ikut dalam pertarungan (bukankah damai itu indah sodara-sodara..???). Lagi pula saya lihat, utusan yang ada rasanya sudah lebih dari cukup untuk bertarung…. 😀 (sampilik mode).
Maka sebagai duta dari para Koordinator, saya bersama dengan bang Oly maju untuk menuntaskan kasus ini. Dengan langkah tegap dan berwibawa kami menuju ibu-ibu sang penjual durian…
Ah, ternyata sang ibu ditemani dengan beberapa orang anak laki-lakinya yang masih kecil. Insting usil saya kumat, walaupun baru pertama kali bertemu pandang tapi mereka sudah langsung menyentuh hati saya…
Tanpa sungkan, jurus Dying smile (senyuman mematikan :D) saya keluar. Langsung saja kedua pipi salah seorang dari mereka yang berdiri didekat saya jadi sasaran hahaha…. Sedangkan saudaranya yang lain senyum2 saja melihat ulah saya…
Sambil terus mencubiti pipinya, saya bertanya “indak sikolah..???”
“indak, urang se libur…ka puaso lai” jawabnya.
Hmm…Pintar….
Saya sampai lupa kalau tujuan saya kemari adalah untuk membeli durian bersama bang oly… Untuk itu saya kembali memantapkan niat dan melirik beberapa durian yang dijual sang ibu. Karna saya kurang ahli dalam hal tawar menawar, maka untuk urusan ini saya serahkan kepada bang Oly.
Prosespun berlangsung… pilih-pilih..,tanya harga…,pilih lagi….,tanya lagi…pilih lagi…(ondeh…)
Sedang serunya bang oly memilih, tiba tiba sang anak yang saya cubit tadi merengek manja pada ibunya. Kenapa..? oo.. rupanya ia juga ingin makan durian yang sedang dijual. Tepat yang dimintanya adalah salah satu yang dipilih oleh bang Oly… karna sedang melayani pembeli sang ibu sebentar saja menanggapi sikecil..tapi dengan gigih sikecil tetap merengek meminta pada ibunya.
Si ibupun akhirnya menuruti kemauan sikecil, dengan sigap beliau mengambil “parang”, ambil ancang- ancang…bersiap…, dannn….. bleeessss…. Durian yang telah kami tandai tadi meregang nyawa terbelah dua…
tak terbayang oleh saya jika saja tebasan itu mampir sebentar di batang leher ini.. (glek)
Oke kembali ke topic semula, durian yang telah tergeletak tak berdaya itu, dipandangi sejenak oleh sikecil tadi. Tanpa sungkan dan berniat untuk menunggu lama, sikecilpun dengan sigap mengambil biji yang berlapis daging buah nan segar dan sangat harum tersebut…(yang puasa selamat menggigit jari ) langkah itupun diikuti oleh saudara2nya yang lain, bang oly pun tak mau kalah dan ikut mencoba beberapa buah yang tersedia… Saya..??? hehe…saya masih asik sendiri memperhatikan sikecil dengan lahapnya makan durian, tampaknya mereka sangat menikmati sekali sambil senyum2 kesenangan… sampai-sampai durian blepotan ke pipinya… hahaha…
Bagi saya, menyaksikan momen seperti ini jauh lebih menyenangkan… tak kebagian pun tak apalah, yang penting melihat anak-anak itu makan dengan lahap, tertawa ditambah seni makan blepotan ke pipi sudah sangat membuat saya bahagia dan terharu.. T.T (halah, sinetron)
Oya, sampai lupa… bagaimana dengan rencana kami membeli durian tadi..? tentu saja tetap lanjut… setelah harga cocok dan lembaran uang diberi, kami berangkat kembali ke tempat semula dan disambut dengan wajah-wajah penuh selera..heheh…
…….. anak anak itu polos……
ketika mereka punya keinginan, sedapat mungkin hal yang diingininya harus tercapai. Tentu saja sesuai dengan kemampuan yang saat itu mereka miliki. Saat bayi, mereka hanya mampu menangis agar kemauannya terpenuhi, minta makan,minum susu,atau bahkan buang air. Hanya dengan menangis. Bertambah umur sedikit, mereka mengenal kemampuan “merengek manja” pada sang ibu. Agar keinginannya tercapai, cara menangis dan merengek dilakukan…sekali lagi agar keinginannya tercapai.. dan itu wajar, karena mereka masih anak anak…
Akan tetapi semangat mencapai sebuah keinginan seorang anak sangat patut untuk tetap dipertahankan. Masing masing kita punya keinginan yang berbeda. Tentu saja sesuai keinginan masing masing. Dan diumur yang sekarang kita telah belajar banyak, sangat banyak…. Agar keinginan dapat terwujud…
Tidak lagi hanya mampu menangis ataupun merengek. Kemampuan yang kita miliki telah jauh diatas usia anak anak, maka dengan kemampuan yang telah dipelajari itulah semaksimal mungkin keinginan yang tersimpan dalam hati dan tertulis di lembaran kertas diusahakan untuk dapat tercapai…
semangat sewaktu kecil itu tidak boleh pudar…!!!
Tapi, apakah menangis dan merengek masih boleh dilakukan…??? Kenapa tidak…
Diusia yang sekarang, kita telah mengenal nama baru untuk 2 hal tersebut, yaitu DO’A…
Ketika punya keinginan, tinggal berusaha semaksimal mungkin dan ber Do’a kepada ALLAH SWT sang pemilik segalanya…
Seperti saat ini, ketika saya punya keinginan… usaha telah dilakukan dan sekarang tinggal…….. ber Do’a.. 🙂 …dan tetap menjaga semangat “kecil”…
…Ah, duriannya sudah habis…