RSS

duri berakhiran -an

Belum lengkap rasanya jika legenda perjalanan anak muda berkacamata ini, tanpa adanya coretan mengenai anak-anak. Untuk melengkapi sinetron yang  durasinya 3 hari 3 malam, maka secara sukarela dan tanpa adanya tekanan dari sang sutradara, saya akan menuliskan sehalaman tentang pengamatan saya terhadap dunia anak-anak yang ikut terlibat dalam syuting kali ini.

Kalau tidak salah, sesi kali ini merupakan sambungan dari catatan MISI RAHASIA saya di tulisan sebelumnya.

……………..

Diakhir diskusi yang berlangsung antara 3 koordinator saya dengan peserta yang lain, perhatian kami tertuju pada sekumpulan buah berduri yang seolah menantang untuk di “tangani”. Gerombolan durian itu dengan sangar  berkumpul di bawah sebuah pohon bersama dengan para penjualnya. Biasanya memang momen acara besar seperti saat ini, selalu dimanfaatkan oleh para pedagang yang berada disekitar lokasi untuk mencari rezeki. Ada yang jual baju, souvenir, makanan sampai durian.

Dan kebetulan sekali, saat itu di lokasi jambore memang sedang musim-musimnya durian. Jadi sangat tepat bagi masyarakat sekitar untuk menjual Sang Raja dari segala buah itu.

Tatapan sang durian yang semakin tak Berprikebuahan, membuat emosi para koordinator saya. Sehingga dengan sigap mereka menyatukan niat untuk mengeksekusi beberapa dari gerombolan itu. Maka mulailah lembaran 10 sampai 20 ribuan bersatu diatas meja untuk diutus menuntaskan perselisihan antara coordinator dengan geng durian. Berhubung saya orangnya sangat penyabar dan tidak mudah terpancing emosi untuk pertengkaran seperti ini, maka saya sama sekali tidak memberikan utusan untuk ikut dalam pertarungan (bukankah damai itu indah sodara-sodara..???). Lagi pula saya lihat, utusan yang ada rasanya sudah lebih dari cukup untuk bertarung…. 😀 (sampilik mode).

Maka sebagai duta dari para Koordinator, saya bersama dengan bang Oly maju untuk menuntaskan kasus ini. Dengan langkah tegap dan berwibawa kami menuju ibu-ibu sang penjual durian…

 Ah, ternyata sang ibu ditemani dengan beberapa orang anak laki-lakinya yang masih kecil. Insting usil saya kumat, walaupun baru pertama kali bertemu pandang tapi mereka sudah langsung menyentuh hati saya…

Tanpa sungkan, jurus Dying smile (senyuman mematikan :D) saya keluar. Langsung saja kedua pipi salah seorang dari mereka yang berdiri didekat saya jadi sasaran hahaha…. Sedangkan saudaranya yang lain senyum2 saja melihat ulah saya…

Sambil terus mencubiti pipinya, saya bertanya “indak sikolah..???

indak, urang se libur…ka puaso lai” jawabnya.

Hmm…Pintar….

Saya sampai lupa kalau tujuan saya kemari adalah untuk membeli durian bersama bang oly… Untuk itu saya kembali memantapkan niat dan melirik beberapa durian yang dijual sang ibu. Karna saya kurang ahli dalam hal tawar menawar, maka untuk urusan ini saya serahkan kepada bang Oly.

Prosespun berlangsung… pilih-pilih..,tanya harga…,pilih lagi….,tanya lagi…pilih lagi…(ondeh…)

Sedang serunya bang oly memilih, tiba tiba sang anak yang saya cubit tadi merengek manja pada ibunya. Kenapa..? oo.. rupanya ia juga ingin makan durian yang sedang dijual. Tepat yang dimintanya adalah salah satu yang dipilih oleh bang Oly… karna sedang melayani pembeli sang ibu sebentar saja menanggapi sikecil..tapi dengan gigih sikecil tetap merengek meminta pada ibunya.

Si ibupun akhirnya menuruti kemauan sikecil, dengan sigap beliau mengambil “parang”, ambil ancang- ancang…bersiap…, dannn….. bleeessss…. Durian yang telah kami tandai tadi meregang nyawa terbelah dua…

tak terbayang oleh saya jika saja tebasan itu mampir sebentar di batang leher  ini..   (glek)

Oke kembali ke topic semula, durian yang telah tergeletak tak berdaya itu, dipandangi sejenak oleh sikecil tadi. Tanpa sungkan dan berniat untuk menunggu lama, sikecilpun dengan sigap mengambil biji yang berlapis daging buah nan segar dan sangat harum tersebut…(yang puasa selamat menggigit jari ) langkah itupun diikuti oleh saudara2nya yang lain, bang oly pun tak mau kalah dan ikut mencoba beberapa buah yang tersedia… Saya..??? hehe…saya masih asik sendiri memperhatikan sikecil dengan lahapnya makan durian, tampaknya mereka sangat menikmati sekali sambil senyum2 kesenangan… sampai-sampai durian blepotan ke pipinya… hahaha…

Bagi saya, menyaksikan momen seperti ini jauh lebih menyenangkan… tak kebagian pun tak apalah, yang penting melihat anak-anak itu makan dengan lahap, tertawa ditambah seni makan blepotan ke pipi sudah sangat membuat saya bahagia dan terharu.. T.T (halah, sinetron)

Oya, sampai lupa… bagaimana dengan rencana kami membeli durian tadi..? tentu saja tetap lanjut… setelah harga cocok dan lembaran uang diberi, kami berangkat kembali ke tempat semula dan disambut dengan wajah-wajah penuh selera..heheh…

…….. anak anak itu polos……

ketika mereka punya keinginan, sedapat mungkin hal yang diingininya harus tercapai. Tentu saja sesuai dengan kemampuan yang saat itu mereka miliki. Saat bayi, mereka hanya mampu menangis agar kemauannya terpenuhi, minta makan,minum susu,atau bahkan buang air. Hanya dengan menangis. Bertambah umur sedikit, mereka mengenal kemampuan “merengek manja” pada sang ibu. Agar keinginannya tercapai, cara menangis dan merengek dilakukan…sekali lagi agar keinginannya tercapai.. dan itu wajar, karena mereka masih anak anak…

Akan tetapi semangat mencapai sebuah keinginan seorang anak sangat patut untuk tetap dipertahankan. Masing masing kita punya keinginan yang berbeda. Tentu saja sesuai keinginan masing masing. Dan diumur yang sekarang kita telah belajar banyak, sangat banyak…. Agar keinginan dapat terwujud…

Tidak lagi hanya mampu menangis ataupun merengek. Kemampuan yang kita miliki telah jauh diatas usia anak anak, maka dengan kemampuan yang telah dipelajari itulah semaksimal mungkin keinginan yang tersimpan dalam hati dan tertulis di lembaran kertas diusahakan untuk dapat tercapai…

semangat sewaktu kecil itu tidak boleh pudar…!!!

Tapi, apakah menangis dan merengek masih boleh dilakukan…??? Kenapa tidak…

Diusia yang sekarang, kita telah mengenal nama baru untuk 2 hal tersebut, yaitu DO’A…

Ketika punya keinginan, tinggal berusaha semaksimal mungkin dan ber Do’a kepada ALLAH SWT sang pemilik segalanya…

Seperti saat ini, ketika saya punya keinginan… usaha telah dilakukan dan sekarang tinggal…….. ber Do’a.. 🙂 …dan tetap menjaga semangat “kecil”…

…Ah, duriannya sudah habis…

 

 

 

 
4 Komentar

Ditulis oleh pada Juli 25, 2012 inci Goresan pena

 

Misi rahasia…

Tu bi kontinyud untuk 3 hari di pasaman….

                Episode yang juga terjadi di hari terakhir kegiatan…

Mengisi hari sambil menunggu agenda penutupan yang akan diadakan jam 12 malam nanti, saya bersama dengan “abang-abang”(sekantor) duduk di kedai sambil berdiskusi dan bersilaturahim dengan beberapa peserta jambore  lainnya. Strategy azaz manfaat langsung saya aplikasikan terhadap abang2 ini, dengan tenang dan focus saya memperhatikan cara mereka berinteraksi dengan orang yang baru dikenal untuk bisa langsung akrab… maklum, mereka  memang telah banyak makan asam garam didunia persilatan pemberdayaan…sehingga metode yang mereka pakai bisa jadi bahan tambahan saya untuk ikut menjadi pakar di dunia setengah nyata ini…. jadi curi curi ilmu dikitlah..hehe..

                Hmm… sepertinya kurang afdhal kalau saya tidak mengupas sedikit cara mereka untuk menggunakan jurus “melebur sukma” alias berbaur cepat dengan makhluk lain. Kenapa ini menjadi penting , karena hal ini juga merupakan bagian tersulit bagi saya dalam berinteraksi dengan makhluk baru…

Kalau urusannya dengan anak-anak atau ibuk-ibuk sih, saya sudah merasa cukup ahli untuk hal hal seperti ini (sombong snek..  :D)hehe…

Tapi kalau dengan kaum bapak yang rata rata umurnya cukup jauh diatas saya, ini boleh dikatakan jurus yang tidak bisa dikuasai dalam semalam… mesti hati-hati dan mandi daun 7 warna selama 9 hari di pincuran 7 kaki gunung merapi…(halah…)

Saya mulai dari coordinator saya di Solok Selatan,bang”Ermaizal” atau biasa dipanggil bang Andhan. Bagaimana sejarahnya antara nama asli dan panggilan ini sama sekali tidak nyambung…? hmm, di episode selanjutnya nanti saya ceritakan(kalau sempat… :D)

Dari pengamatan saya, metode yang ia gunakan disebut “Sporadis koncho”.

Hal biasa yang beliau lakukan untuk pendekatan adalah dengan menanyakan kampung asli sang target. Setelah calon korban menyebutkan daerah asalnya secara detail,  dengan sigap bang andhan segera membuka data memori tentang keberadaan teman-temannya di penjuru dunia. Setelah beberapa nama ditemukan, beliau langsung menggunakannya sebagai senjata utama untuk menyerang korban. Dan sejauh pengamatan saya selama ini, tidak pernah ada yang lolos dari serangan yang dilakukan oleh bang andhan. Sang korban biasanya akan sedikit mengingat-ingat nama ,kaget…,manggut-manggut…, dan berkata “ooo…si anu, lai tau ambo ma…inyo bla bla bla…” kemudian bang andhan akan tertawa dan bilang “Iyo..inyo kawan ambo tu waktu di…..”  . Misi sukses, selanjutnya tinggal menjalankan rencana selanjutnya terhadap sang korban yang sudah menyerah kalah. Metode yang cukup ampuh. Syarat utama untuk menggunakan jurus ini adalah mempunyai stok teman yang jauh diatas kondisi normal. Dan bang Andhan punya itu… ckckckck…ganas…

Selanjutnya bang Yendra emilson… mau tau beliau biasa dipanggil apa?

 “Bang Sakay”….,

 Sangat-sangat tidak ada hubungan sama sekali antara nama di KK dengan panggilan yang disandangnya. Panggilan inipun punya sejarah tersendiri, sehingga butuh kolom khusus untuk menuliskannya. Kisahnya sangat menarik dan ada pembelajaran tersendiri bagi yang pernah mendengarnya….

Metode yang bang sakay gunakan disebut “fire in the joke ”.

Ini merupakan bakat alami yang dimiliki bang sakay, hal paling berbahaya dari metode ini adalah sang korban tidak menyadari dirinya diserang dan  efeknya akan  sangat cepat menyebar kepada orang yang berada  disekitarnya, sehingga korban yang dilumpuhkan menjadi sangat banyak dalam waktu yang sangat singkat….

Biasanya  bang sakay akan mengamati pembicaraan yang terjadi diantara beberapa calon korban. Sambil tetap tenang mendengarkan, data data mengenai “garah”(lawakan) yang tersimpan di memori berkapasitas super meganya otomatis akan muncul seketika…

Dalam waktu singkat ia mengambil kesimpulan dari pembicaraan yang terjadi, maka secara langsung tanpa ba bi bu… bang sakay akan terjun ke pembicaraan tersebut. Data data garah (lawakan) yang telah dinilai layak untuk dilontarkan akan segera menyerang bibir dan menjalar ke perut sang korban…. Bibir sang korban biasanya akan menyeringai dan tersenyum simpul, bagi yang lemah iman akan tertawa lebar . bagi yang menderita lemah otot perut, maka otot akan mengeras dan terasa sakit…

Setelah korban terkapar, selanjutnya lampu merah akan berkedip yang menandakan “MISION SUCCES”…

Bahayanya, karna saya sedang melakukan penelitian langsung kepada bang sakay dan sang korban, efek “fire in the joke” ini juga ikut menyerang saya… Satu satunya cara untuk selamat dari pengaruh joke bang sakay adalah berada di luar zona radiasi sejauh mungkin… kalau ingin perut tetap sehat…

Kemudian yang terakhir bang Oly Hendri, satu-satunya diantara ketiga penguasa jurus melebur sukma yang dipanggil sesuai dengan nama aslinya… Bang Oly.

Metode yang digunakan bang oly dinamai “water  bullet and big coffee”

Metode ini merupakan gabungan dari 2 metode yang digunakannya… Jika berada dalam kondisi makan bersama satu tempat, baik pagi, siang, ataupun malam. Mau cuaca panas ataupun dingin secara otomatis metode “water bullet” akan aktif…

Kenapa…? bang oly memiliki kemampuan alami mengeluarkan keringat sebanyak-banyak nya saat sedang makan. Tidak peduli cuaca dingin sekalipun, persediaan tissue yang ada dikedai untuk seminggu akan habis dalam sekejap oleh bang oly. Hal ini menjadi langkah yang sangat efektif untuk melancarkan jurus melebur sukma..dan dalam catatan saya, ini merupakan metode yang paling Santai dan Enak. Karena tinggal makan saja dengan santai dan tanpa bicara sepatah katapun,  calon korban dengan sendirinya akan ditarik oleh aura “water bullet”. Biasanya korban akan spontan melihat dan berkomentar tentang “water bullet”nya bang oly… kemudian dengan tersenyum bang oly akan menjelaskan sedikit saja tentang dirinya dannn……MISION SUCCES… korban dengan sendirinya akan terkapar.

Lain lagi dengan metode “big coffee”(tulisan kopi kayak gimana yah..???), hal ini diterapkan diluar kondisi makan bersama. Bang oly yang berpostur tinggi besar ,tentunya diiringi dengan suara yang sepadan biasanya akan menjadikan kopi sebagai dopingnya… calon korban yang berada didekatnya akan ditawarkan untuk minum kopi bersama.. bagi yang sehobi,sang korban akan menerima…bagi yang tidak, korban biasanya akan berkata “mokasi pak… taruihlah…ambo alah tadi..” . disini bang oly akan sedikit bercerita tentang asal atau kampungnya, dan sikorbanpun secara otomatis akan menyampaikan asal daerahnya… maka mulailah mereka saling bertukar cerita tentang kampung asal yang tanpa disadari oleh korban bahwa ia telah berada dalam jeratan kawat baja bang oly… dan sekali lagi misi sukses…

…………………

Hebat bukan…  😀

Tapi sehebat hebatnya mereka, tanpa mereka sadari jurus melebur sukma yang mereka punya telah saya curi diam diam… hahaha…

 yah.. walaupun saya harus sedikit berkorban waktu untuk mendengar cerita yang sama berulang2,..menterapi otot perut dan rahang yang mengeras,  sampai harus merasakan tidur hingga pukul setengah 4 pagi serta kehilangan rasa lapar karna kopi…

yang jelas misi menyerap dan duplikasi jurus melebur sukma… SUCCESS…..

ckckckckck..kakmarde memang keren abislah..hehehe…. 😀

🙂 ilmu bisa didapat dari mana saja, tergantung keseriusan dan keinginan yag kuat untuk terus belajar… (MSAL)

 

 

 

 
6 Komentar

Ditulis oleh pada Juli 19, 2012 inci Goresan pena

 

SEBATAS MAGHRIB…

Rabu, 11 juli 2012 tepat hari terakhir saya mengikuti kegiatan jambore di Pasaman timur,lebih tepatnya di bendungan panti rao. Kegiatan program sekali setahun (yang sama saja menurut saya setiap tahunnya) ini dilaksanakan selama 3 hari… mirip2 kemping, dengan lokasi yang luar biasa alami dan nyaman.

Banyak  cerita menarik yang ingin saya bekukan dalam bentuk tulisan, karna memang 3 hari ini penuh dengan ibrah yang bermanfaat. Akan tetapi dari sekian banyak cerita yang “akan” saya tulis, ada 2 kisah yang hanya akan menjadi konsumsi pribadi dan tidak dapat dibagikan kepada masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat eropa pada khususnya.. 😀 (pria tampan only….) hehe,,karna sangat222222222 berkesan…

oke, saya mulai saja dari  hari terakhir menjelang ceremonial penutupan acara. Maghrib.

Mushalla yang kami gunakan disini cukup kecil, maksimal tampungan jema’ah laki2 hanya 3 shaf sehingga yang telat datang mesti antri untuk shalat. termasuk untuk berwudu’, yang telat belakangan…

dari  beberapa kali “supervisi” ke mushalla ini, sangat kontras bahwa masyarakat asli yang meramaikan mushalla ini adalah orang tua.

yang muda2 dan remaja nya…??? entahlah, mungkin semua pergi merantau  keluar daerah.

bapak dan ibu2 disini sangat baik, sangat murah senyum dan mudah tegur sapa sehingga ketika sampai disini, prsoses berbaur dan bergurau menjadi sangat cepat. 3 hari shalat bersama menambah keakraban menjadi semakin erat. sampai hari terakhir ini, ketika shalat maghrib.

saya tidak mau kena macet saat berwudu’, sehingga untuk berwudu’ saya pakai bording pass (istilah sumbarang kanai) dengan datang lebih dulu ke lokasi terjadinya perkara…

wajah polos nan imut kembali terasa segar setelah dibasuh air jernih sehingga senyum mempesona saya menerangi hari yang mulai beranjak gelap… TRING…!!! senyum pepsodent tertoreh dengan mata tersipit sipit…

di mushalla beberapa orang telah lebih dahulu datang, sebagian saling berbincang menunggu waktu masuk. tepat jam setengah tujuh kurang sang Mu’azin mengumandangkan azan dengan syahdu.. merdu sekali.

Indonesian idol kalah jauuuuuuuuuhhhhhh….

diiringi iqamah hingga selesai jama’ah mulai berdiri menyusun shaf. anehnya, setelah shaf lurus dan rapat tidak seorangpun yang maju untuk memimpin menjadi imam. maka para bapak mulai saling merekomendasikan BALON MAM…(bakal calon imam). tapi masng2nya malah saling mempersilahkan saudaranya yang lain untuk memimpin para makmum. masyarakat setempat meminta peserta pendatang yang memimpin, sedangkan para pendatang juga mempersilahkan masyarakat disini yang mengimami shalat. Akhirnya setelah beberapa lama saling “tulak ansua”, para ibuk2 pun turun tangan.. 😀 mereka meminta salah seorang pendatang memimpin shalat.

“untuak kenang2an pak, kini terakir lainyo..bisuak apak2 pai lai..ndak sobok2 jo kami lai do”… ucap sang ibuk.

kontan jamaah tertawa renyah.

tawa yang penuh keakraban dan diselipi rasa sedih di hati paling dalam karna akan berpisah.

maka majulah seorang bapak yang biasa dipanggil buya oleh masyarakat dan pendatang untuk mengimami shalat.

tenang dan nyaman beliau memimpin shalat dengan tartil dan tajwid yang “sumantap”(subana mantap) sehingga shalat kali itu terasa sangat nikmat.

diakhir shalatpun jemaah bersama membaca zikir… LUAR BIASA lah pokoknya.. 🙂

……

sejenak di perjalanan kembali ke tenda saya merenung, mereka yang menolak untuk memimpin shalat tentulah sangat mengerti betapa menjadi imam adalah amanah yang sangat berat. sehingga ketakutan untuk tidak mampu menjalankan amanah membuat mereka mempersilahkan rekannya untuk maju memimpin.

renungan saya terus berlanjut…

kesadaran akan beratnya amanah seorang pemimpin ini menjadi sangat penting dimiliki oleh setiap pria. sehingga ketika ia tahu bahwa memimpin itu adalah amanah yang harus dipertaggung jawabkan dihadapan RABB kelak, tentunya persiapan untuk memimpin haruslah matang, tidak asal2an… karna yang dipimpin adalah benar2 sebuah tanggung jawab (bukan dia nanggung saya yang jawab)

….

apalagi untuk negara ini, mempersilahkan untuk memimpin menjadi sangat langka..karna posisi pemimpin masih sebatas lambung, bukan hati..

semoga kita menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan selalu berusaha untuk menjadi lebih baik, dengan berlandaskan niat karna ALLAH SWT…

dimaghrib kisah ini terjadi, menjelang maghrib tulisan ini saya akhiri…

 
15 Komentar

Ditulis oleh pada Juli 12, 2012 inci Goresan pena

 

nasyid murni vs lagu gaje

Diiringi Bangkitlah Negeriku-nya Shoutul Harokah,  tulisan kali ini terabadikan. Tak kan jauh bercerita dari dunianya malaikat malaikat kecil, alias anak anak.

…..

….

….

….

….

….

….

maaf,sedikit tertunda karena barusan ada saudari jauh yang mengajak diskusi lewat FB… 😀

ehm, saya lanjutkan…

Alhamdulillah ALLAH SWT masih mengizinkan untuk mencicipi nikmatnya Ramadhan bersama mereka. yak, seperti tahun sebelumnya untuk mengisi ramadhan kali ini, aktivitas khusus pengganti sekolah mereka selama sebulan adalah “SERAM” alias Pesantren Ramadhan..istilah saya sendiri heheh…

Ada sedikit yang berbeda saat ini, ketika tahun sebelumnya saya ikut terlibat di kepanitian dan instrukur, untuk saat ini dan seterusnya (mungkin) saya  sama sekali tidak bisa ikut tergabung lagi. Berhubung tuntutan pekerjaan (ehm..)

Tapi tetap saja saya tidak bisa terlepas dari mereka, setiap agenda dan aktivitas mereka  tetap dipantau perkembangannya. Alhamdulillah  hingga saat tulisan indah ini diketik, pesantren dapat berjalan dengan lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Minim “accident”.Semoga dapat berjalan baik hingga akhir nanti. amin.

Sebuah pemandangan yang menyenangkan dan sangat mengharukan bagi saya setelah beberapa hari pesantren berjalan. setelah perjalan beberapa hari keluar kota, akhirnya saya kembali lagi kepadang.

Masih seperti biasa, tujuan saya datang kemesjid diluar waktu shalat adalah melepas rindu. Setelah pintu kos saya kunci rapat (maklum banyak barang berharga, seperti foto keren saya hehehe..) kemudian alas kaki dipakai berangkat menuju lokasi. Beberapa langkah berjalan, bayangan wajah anak – anak itu telah menari nari di pikiran. Sambil senyum senyum sendiri langkah kaki saya percepat. Telah terbayang juga “keusilan” apa yang kira – kira akan saya kerjakan nanti. 😀

Sedang asik membayangkan senyum ceria nan polos dan “mungkin” belum pada mandi itu 😀 di tepi jalan, tiba – tiba saya termenung. Suara ramai anak – anak itu terdengar lewat mike. Bukan ribut ataupun heboh karna bergelut.

Sejenak saya berhenti dan melihat mereka dari jauh. Dengan tangan terkepal di dada, yang dipimpin salah seorang instruktur  mereka semangat melantunkan syair “Jejak (izzatul islam)” .Spontan bulu kuduk berdiri, ada desiran cepat yang terasa di dada ini. Lantang mereka melantunkan syair itu, tanpa malu malu…

Sebuah bait yang membuat saya kembali merenung,

Bait syair itu masih samar saya ingat, pertamakali mendengarnya ketika tahun satu kuliah saat masih bersama “al furqan community”.

begini liriknya :

menapaki langkah-langkah berduri
menyusuri rawa, lembah dan hutan
berjalan diantara tebing jurang
smua dilalui demi perjuangan

letih tubuh di dalam perjalanan
saat hujan dan badai merasuki badan
namun jiwa harus terus bertahan
karna perjalanan masih panjang

kami adalah tentara Allah, siap melangkah menuju ke medan juang
walau tertatih kaki ini berjalan
jiwa perindu syahid tak akan tergoyahkan

wahai tentara Allah bertahanlah,,
jangan menangis walau jasadmu terluka
sebelum engkau bergelar syuhada
tetaplah bertahan dan bersiap siagalah

(Album : Untukmu Syuhada)

Cukup mengena syair singkat Izzatul islam ini, sehingga saya berdiri mendengarkan hingga selesai ditambah mereka mengumandangkan syair itu dengan semangat.

ketika kata perkata diresapi dengan tenang, motivasi yang down pun perlahan kembali up…( 🙂 )

Inilah sebenarnya yang mereka butuhkan, sebuah solusi tepat untuk anak anak dalam lautan pengaruh musik yang berantakan saat ini.

Berantakan…??? jelas!!! bisa ambil beberapa lagu yang sedang populer saat ini, bait kata yang menggambarkan “patah hati”, “jatuh cinta”,”selingkuh”,”ditinggal pacar” sampai  “berkorban demi cinta” .

Belum lagi lagu2 itu dibawakan dengan gaya “cacing belajar balet” atau “ulat melempar buah”(wiro sableng mode) atau “kambing seluncuran diatas lantai”..Semakin nggak jelas.

dan yang lebih parahnya lagi, bukan hanya dibawakan kelompok perempuan yang berusaha sekuat tenaga untuk dianggap Centil tapi juga LAKI-LAKI…!!! (bikin perut semakin geli).

Mungkin sebagian orang akan menganggap lagu2 nyeleneh ini hanyalah hal biasa, dan sebagian akan menganggap syair nasyid diatas akan sangat aneh jika dibawakan oleh anak anak.

Sebagian orang tua mungkin akan bangga jika anaknya mampu dengan baik 100% meniru kelompok boy band atau girl band, dan mengernyitkan keningnya jika tiba tiba anaknya menyanyikan syair nasyid.

Sesungguhnya, penanaman akan kecintaan kepada Rabb dan rasul sangat perlu dimulai sedari dini. Bagaimana bisa mereka dapat menjadi baik ketika besar nanti jika selalu disuguhkan dengan nyanyian hasil konspirasi yahudi???

bagaimana bisa mereka mendoakan orang tuanya yang meninggal kalau lebih hafal lagu memble dan cengeng bahkan sampai satu album, atau lebih kenal dengan pemenang indonesian idol dibandingkan 10 sahabat yang dijamin masuk syurga.

Malikat malaikat kecil ini butuh bimbingan yang serius dan benar untuk menyalurkan bakat yag mereka miliki. Semoga syair nasyid Izzatul islam ini bisa menjadi sebuah solusi yang tepat di lautan lagu GAJE saat ini.

tentunya tanpa mengalahkan keindahan dan kecintaan kepada murottal ayat suci Al qur’an… TAKBIRRRR…!!!!

 
2 Komentar

Ditulis oleh pada Juni 29, 2012 inci Goresan pena

 

Si Cantik Putri…

Cukup menyenangkan pekerjaan yang saya jalani saat ini. walau lokasi yang ditempuh dari kota Padang tercinta lumayan jauh akan tetapi karena sudah terbiasa, jalanan yang saya lewati seolah olah memendek. Ditambah bentang alam yang menjadi tontonan gratis luar biasa indahnya. Masyaallah, saya selalu terkagum kagum setiap melalaui jalan jalan ini. Udara pagi segar yang disambut dengan hijaunya kebun teh, danau jernih,para petani pengambil daun teh serta ketentraman yang luarbiasa membuat bibir keren saya selalu tersenyum senyum sendiri merasakan keindahan itu.(ngiri kan heheh…ituuu…).
Nah, saya lanjutkan kembali kisah romansa perjalanan seorang pria pengembara pencari “ehm” 😀

Agenda pada hari jum’at ini telah selesai, hingga sudah saatnya sore ini saya bersama rekan untuk kembali ke peraduan saya di Padang. Seperti biasa, untuk melepas lelah karena masing masing kami membawa motor sendiri, kami istirahat di kedai yang telah menjadi langganan. Suhu yang duuuiiinginnn buangettt, membuat jaket hitam tebal tidak lepas dari badan saya yang maskulin ( 😀 😀 ). fiuuhh…motor segera kami parkir dan perlahan sambil memegang pinggang yang pegal berjalan memasuki warung. Senyum hangat dari “etek”,(saya memanggil ibu pemilik warung demikian) menyambut kami bersama ucapan salam yang juga segera dibalas. Hmm..ada yang berbeda kali ini, “etek” ternyata ditemani 2 orang anak perempuannya yang baru kali ini saya lihat. Si kecil dan si paling kecil :D.

Senyum mempesona saya mengembang melihat si paling kecil, tebakan saya ia masih SD dan bisa untuk dibecandai. Tapi nantilah, lelah membuat saya ingin rehat sejenak dengan berjalan jalan di kebun sayur pinggir danau sambil menunggu minuman hangat dan nasi goreng yang telah saya pesan tadi.(pengen juga kan..huehehe..).

Sedikit merasa nyaman, saya kembali ke warung untuk mengisi energi. sambil makan saya terus memperhatikan si paling kecil. Ia sedang asik nonton kartun di TV. Konsentrasi penuh sepertinya, sehingga saya belum bisa sedikit mengusilinya. Tak lama kemudian waktu shalat maghrib masuk. Si paling kecil yang ternyata bernama Putri dan duduk dibangku kelas 3 SD (hasil introgasi tingkat tinggi nih…) sepertinya ada kegiatan yang harus dikerjakannya. Tidak jelas “etek” mengingatkan tentang apa, akan tetapi yang membuat saya terkesima adalah respon dari putri dengan logat minang kentalnya “aden sumbayang lu” (saya shalat dulu). Dengan mata berbinar saya terus memperhatikannya, sigap ia ke belakang untuk berwudu’, kemudian berdiri sejenak dengan menangkupkan kedua tangan mungilnya….berdoa selesai berwudu’… HEBAT…!!!

Putri segera mengambil sajadah dan membentangkan tepat didepan TV, 🙂 sambil melihat kartun ia perlahan memasang jilbab, kemudian memasang mukena dan sarung… mungkin terpengaruh film kartun hingga proses memasang jilbab dan mukena menjadi lambat hingga dibawah 20 km/jam :D… tersenyum senyum kecil saya melihatnya.

Sayangnya saya harus segera berangkat agar tidak terlalu malam diperjalanan, maklum belum ada lampu jalan. Usai membayar ke etek, saya segera menuju parkiran motor. Akan tetapi rasa penasaran membuat saya selalu melihat ke arah putri yang masih belum juga memulai shalatnya (masih merapi rapikan mukena, sambil nonton juga hihihi…). segera saya ambil helm dan me-lap bangku  motor yang berembun, dan kembali mata terarah ke sang putri….apa yang terjadi????huahahaha….tawa saya meledak melihat dianya tiba tiba sudah rukuk.(super ligat hahahha….baca surat super pendek mungkin :))…penasaran ingin melihat sampai usai,tapi mau tidak mau saya mesti berangkat pergi meninggalkan putri yang sedang shalat.

🙂 namanya Putri, dan ia memang masih kelas 3 SD dan belum begitu paham tentang shalat yang dikerjakannya sehingga masih bisa terlena dengan tontonan TV. Akan tetapi Putri punya sesuatu yang sangat istimewa, kesadaran dari hatinya untuk segera mengerjakan shalat sebelum melanjutkan aktivitas lainnya. Putri juga tidak lupa untuk mempraktekan ilmu yang telah diperolehnya…berdo’a seusai berwudu’.Tinggal bimbingan lembut dari orang tua,agar si Putri kecil bisa mengesampingkan film dan menomorsatukan shalatnya.

Pernyataan “saya shalat dulu” itulah yang luar biasa,di usia dininya putri telah di berikan pemahaman yang baik tentang pentingnya shalat.

Kembali…didikan orangtualah yang menjadi utama untuk agama nan indah ini. Sekolah dan tempat mengaji tetap akan memberikan kurikulum  tentang berislam,akan tetapi Rumah dan orangtua adalah tempat pendidikan yang paling baik dan utama. Godaan lingkungan luar saat ini sungguh berbeda dengan belasan atau puluhan tahun sebelumnya. Menjadi orangtua pada masa ini harus lebih overprotektif untuk kebaikan sang anak. dan hanya ada satu hal sebagai ilmu paling mujarab untuk setiap masa, Pendidikan ala Rasulullah SAW.

semoga putri kecil menjadi wanita shaleha kelak… 🙂

 
15 Komentar

Ditulis oleh pada Februari 2, 2012 inci Goresan pena

 

Tag:

Mr.Williem

Mesjid kami kedatangan seorang warga baru, asli belanda. Ia berencana untuk menetap di daerah ini setelah menikah dengan seorang wanita asli daerah ini. Yusuf Williem Nooyen, nama hijrah yang dipakainya. ya, ia seorang muslim sekarang dan sudah ia jalani hampir satu tahun. Berawal dari perkenalan lewat dunia maya, maka williem (kami memanggilnya demikian) membulatkan tekad untuk menikah dengan Uni elsi.Tentunya uni elsi memberikan syarat utama, yaitu masuk islam terlebih dahulu. Syarat ini  ia penuhi walaupun awalnya dengan beberapa pertanyaan. Wajar saja, karena di holland sana pernikahan antar agama dibolehkan oleh pemerintah setempat, dan ini jadi sebuah “kejanggalan” baginya. Tapi dengan keteguhan yang kuat, Uni elsi tetap mensyaratkan masuk islam sebagai yang utama. 🙂

Sepenggal kisah  yang menarik…

Subuh itu seperti biasa saya bersama para jemaah lainnya menunaikan kebutuhan secara bersama, shalat subuh tentu saja. Tanpa saya sadari, williem ternyata juga ikut shalat bersama kami. Agak aneh memang, karena ia shalat sambil lihat kanan-kiri, rukuk dan sujud yang tidak sebagai mana mestinya. Mungkin memang belum tuntas dipelajarinya tentang shalat Selesai shalat subuh ia, ia kembai berdiri dan mungkin bermaksud melaksanakan shalat sunnat dengan gerakan yang juga agak berbeda.

Saya melanjutkan zikir dan doa seperti biasa, kemudian mengamati apa yang dilakukan oleh williem. Ia mendekati buya dan mencoba menyampaikan sesuatu dalam bahasa inggris. Sedikit kebingungan mungkin, kemudian saya mencoba memberanikan diri untuk sekedar menegur dan menyapanya. Respon yang luar biasa dari williem, ia senang sekali dan bercerita dengan semangat tentang dirinya dan tujuannya datang ketempat kami. (tanpa memberi saya kesempatan untuk menjawab). Tampak sekali ia berusaha meyakinkan saya bahwa ia seorang muslim sekarang. Dalam hati saya sangat senang dengan hidayah yang diperolehnya.

Saya tersenyum bersahaja ( ehm..) dan mencoba mendengarkan lebih lanjut cerita mr williem. Beliau ternyata seorang ketua sebuah fondation di belanda dan ia ingin mendirikan sebuah panti asuhan di kota padang ini. satu saja alasannya, karena ia sangat menyukai dunia anak anak (sama seperti saya). Williem menunjukan rasa pedulinya yang luar biasa kepada panti asuhan. Ia memberikan bantuan langsung kepada 2 panti yang ada dipadang. Tidak hanya sekedar dana, tapi ia langsung turun bekerja sendiri. Tidak ada rasa khawatir atau keraguan yang terlihat. Ia begitu yakin bahwa ia akan bisa membangun sebuah panti asuhannya sendiri di padang ini.

Sedikit bercerita bagaimana awal mula ia mendirikan foundationnya di belanda sana. Bermodalkan kemauan dan keyakinan ia mulai mencari dana. Apa saja ia lakukan, mulai dari mengamen dengan menggunakan alat musik keyboard sampai gitar ia jalani di negaranya. Luar biasa, kegigihan yang patut dicontoh. Sedikit demi sedikit akhirnya dana yang ia perlukan untuk mendirikan yayasannya dapat terpenuhi. Kemudian yayasan “light for children”nya pun berdiri dengan dibantu 3 pengurus sebagai anggota.

Hebat luar biasa, kesungguhan pada saatnya akan  membuahkan hasil.

Mr. Williem mengajak saya untuk datang ke tempatnya menginap menjelang pernikahannya, dan bermaksud meminta saya untuk mengajarkannya bacaan shalat, syahadat dan membaca al qur’an. heheh…pengalaman baru lagi nih, ngajarin bule.(yah walau dengan bahasa inggris saya yang masih sederhana). Oke, mungkin kami bisa saling belajar, ia belajar 3 hal diatas dan saya tentunya “english langauge”. Tutor langsung dari Holland.

ALLAH SWT Maha Kuasa dan Maha Berkehendak, tak ada hal yang tak mungkin bagiNya. Tak pernah terpikir bagi saya untuk bisa belajar langsung dari saudara asli luar negeri, walau keinginan untuk itu sudah ada sejak lama, tapi ALLAH SWT dengan mudah mendatangkannya secara gratis.

Di tempatnya menginap mr.williem cerita lebih banyak tentang perjalanannya ke beberapa negara dan daerah di Indonesia, sendiri tanpa teman. Saya jadi ikut termotivasi dengan ceritanya untuk bisa melihat bagian bumi ALLAH SWT di negara lain ( semoga tercapai…). banyak kisahnya yang bisa dijadikan pelajaran, tapi tak bisa saya tuliskan disini(kalau mau tau bayar ya..heheh..). bahkan sampai niatnya untuk menikah dengan warga asli Indonesia. dan sebuah cerita yang unik juga bagaimana kisah pertemuannya dengan Uni elsi sendiri…(yang ini juga panjang nih).

Kami sepakat untuk saling belajar setelah shalat subuh hingga lebih kurang pukul 7:30. Mr williem orang yang sangat cerdas, sehingga metode mengajar yang saya berikan jadi lebih simple. Untuk pengenalan huruf arab atau hijaiyah ia minta diundur dahulu dan memprioritaskan bacaan syahadat dan shalat. Saya tinggal mengetikkannya dalam huruf latin dan membantu dalam pelafalan, wr williem sendiri tinggal mengikuti dan menghafalnya. Tau bagaimana responnya saat bagian awal bacaan shalat saya tuliskan..? wajahnya sedikit berkerut dan bilang ” wah….ternyata banyak sekali, tapi saya akan belajar secara bertahap”

hehe…saat-saat belajar kami sangat menyenangkan, karena mr.williem punya selera humor yang tinggi sehingga banyak dari percakapan kami yang dihiasi senyuman dan tawa.

16 April 2011, ia akhirnya melangsungkan akad nikahnya di kantor KUA dan ‘alek’nya dilangsungkan pada hari minggu 17 April 2011. Ia terlihat sangat senang dan cukup tampan dengan pakaian adat minang yang dikenakannya. Begitupun uni elsi, sangat senang dengan kedatangan kami ( saya lupa menyampaikan bahwa beberapa teman juga minta untuk dikenalkan dengan mr.williem dan kamipun berdiskusi banyak).

Mr.williem menyambut sendiri kedatangan Buya didepan pintu masuk rumahnya, karena ia sangat menghormati beliau dan meminta untuk dapat berfoto langsung dengan Buya…( saya kalah tenar nih..heheh..) Buya sendiri juga terlihat senang. Hari pesta pernikahan mr.williem tanpa musik orgen, karena ternyata tak jauh dari lokasi ada tetangga yang mendapat kemalangan.( sebuah tenggang rasa yang hebat masih terpatri dalam adat minang saat ini.) tapi tanpa menghilangkan suasana pesta yang sehat.

Belajar kami untuk sementara ditunda, karena mr.williem dan uni elsi langsung berangkat bulan madu sehari kemudian ke beberapa daerah dan luar negri. Mr.williem bilang mungkin sekitar 10 hari, karena ia juga akan mengunjungi panti asuhan di daerah yang ia kunjungi nanti sekaligus mengurus visanya. Selepas itu ia dan istrinya akan kembali ke padang.

Mengambil hikmah dari sepenggal kisah mr.williem, sebagaimana tanaman kelapa yang mempunyai banyak manfaat semasa hidupnya. Seluruh bagian yang ada pada dirinya dapat dipergunakan untuk kebutuhan manusia. Bahkan ketika ia mati, ia masih tetap dapat memberikan manfaat dengan memberikan bagian utama dari tubuhnya, batang. Rasullullah SAW menyampaikan, sebaik baik muslim adalah yang paling bermanfaat untuk lingkungan dan sekitarnya. Tanaman kelapa tau bahwa umurnya tidaklah lama, maka ia berusaha untuk memberikan apa yang ada pada dirinya untuk kebutuhan manusia karena ia memang diperintahkan untuk memenuhi kebutuhan khalifah bumi ini. tanaman kelapa berusaha sangat maksimal agar dirinya bermanfaat, bahkan hingga akhir hayatnya. Tanpa meminta imbalan atas kebaikan kebaikan yang telah ia berikan. Kita pun punya batas hidup di bumi ALLAH SWT, dan Rasulullah sendiri telah menyampaikan berapa rata rata umur umatnya ini. Tinggal berkreasi,berkreatifitas dan memberikan manfaat banyak pada lingkungan sekitar. Mumpung  nafas masih ALLAH SWT berikan. Kelapapun ada yang mati dan tidak tumbuh bagus serta  akhirnya membusuk karena tidak sanggup berhadapan dengan gangguan hama dan penyakit yang ada di sekitarnya. ALLAH SWT memberikan ujian dan cobaan sebagai bagian dari hidup. Kitapun diberikan kebebasan memilih untuk jadi apa… bermanfaat atau tidak selama hidup…??? itu pilihan. 😀

is it right mr.williem…

 
19 Komentar

Ditulis oleh pada April 26, 2011 inci Goresan pena

 

Double 25

“Kak, lai buliah tanyo..?”

“apo..”

“Ulang tahun nan ka bara kak kini…?”

“25, ba a tu?”

“Lah tuo se kak kini kironyo..”

( deg”)

Kira kira seperti inilah pesan-pesan singkat lewat HP saya dengan salah seorang adik saya dimesjid. Tepat yang disampaikannya, benar benar tidak terasa berlalunya hari hari bersama mereka. Kembali memory mereview sepenggal kisah tepatnya setahun yang lalu. 25 Maret juga, ditahun 2010. Luar biasa berkesan bagi saya pribadi. Masih terbayang ucapan selamat dari mereka datang beriringan. Selama seminggu setelah hari H berlalu, setiap malamnya saya menerima kado-kado istimewa dari mereka. Ada yang memberi minyak rambut, buku, puzzle sampai coklat yang diberi pita pink.Bahkan mereka bersama sama mengumpulkan uang, kemudian diam-diam membeli baju “KEREN” plus dibungkus kado dan sebuah surat. Sampai sekarang hadiah itu masih saya simpan dengan baik. Hiks..luar biasa!!!!

Tidak penting berapa nilainya, tapi kedekatan yang mereka berikan menjadi sebuah kado super mahal yang saya terima. Tentu saja saya bisa berbangga diri dengan itu semua, gharin mana yang pernah mendapatkan kado seistimewa itu semua selain saya…heheh…B) Belum lagi senyum manis, tawa dan canda mereka. Sayapun sempat basah kuyup juga malam 25 itu.ckckck

Tidak semeriah itu untuk tahun ini,berhubung kesibukan saya membuat sedikit jarak dengan mereka. Tetapi kedekatan itu masih tetap mereka berikan. 5 hari menjelang tanggal 25 sebuah sms masuk ke HP saya dari nomor yang tidak saya ketahui pemiliknya. Isinya singkat saja…”5 hari lagi”. Tanpa mau memberi tahu siapa sang pengirim, sms ini terus datang dengan angka yang sesuai dengan minus hari H (-H). Walaupun tidak tau siapa orangnya, tapi saya tau pasti ia adalah seorang dari adik adik saya di mesjid.( insting pria tampan..hehe…) dan tepat dihari H nya sms ucapan selamat datang dari mereka…tentu saja dari keluarga juga.

Ada konsekuensi yang mesti saya tanggung dari itu semua, dan cukup berbahaya. Setelah hari hari itu lewat,hampir setiap malam mereka mulai mengumumkan tanggal lahirnya masing-masing…dan “jadwalnya”pun  hampir beriringan.

“kak, si anu ulang tahun bisuak”

“kak,si “ehm” ulang tahun kini”

“kak,si “tiiittt” ulang tahun”  dst…

Tau tujuannya..??? ya, agar  saya juga mengirimkan kado untuk mereka di hari ulang tahunnya. IIni dia yang kacaouwwww…jumlah mereka itu nggak sedikit,kalau satu di kasih yang lain pasti nuntut juga..Tentu saja ini akan membuat kantong dan dompet tercinta saya jebol..hiks..T.T     Dan yang lebih repotnya, kado yang saya berikan harus sesuai dengan keinginan yang ulang tahun…“tidak terima kado biasa”..

maka semakin cekaklah kantong ku ini… T.T

hehe…begitulah,

dan diluar itu semua, sebuah pesan yang tertulis di awal tulisan ini benar benar menyadarkan saya akan jauh berkurangnya jatah hidup di bumi ALLAH SWT. Tua…,sebuah kepastian pada setiap yang muda jika umur dipanjangkan sang Penguasa. 25 tahun sudah kaki ini berjalan di bumi ALLAH SWT,pun tepat ditanggal 25.

Masih banyak target yang belum tercapai, sementara target untuk setahun kedepan juga harus segera di penuhi. Terget dunia akhirat tentunya. Berkurangnya umur, pertanda langkah kaki semakin dekat ke kuburan pribadi. Kafan putih juga akan segera dipakai. Umur semakin singkat, belum berarti amalan yang lalu telah diterima dan belum tentu dosa dosa yang telah diperbuat akan diampuni. Belum pasti syurga yang menanti, tapi pintu neraka selalu terbuka.

Sejauh mana diri ini telah bersyukur dan betul betul menghambakan diri dihadapanNya. Termasuk umat akhir zaman, yang menghuni syurga paling sedikit, belum tentu juga menjadi bagian dari mereka.Sungguh ,amalan ini masih sangat jauh dari sekedar cukup. Butuh keikhlasan lebih,usaha lebih,dan keseriusan lebih. Belajar dari perkataan sang baginda Rasululah SAW, “orang yang cerdas adalah mereka yang sering mengingat kematian.”

Sering…bukan sekali setahun…

Bersiap diri untuk setahun kedepan… SIAP!!!

Terimakasih banyak untuk adik2ku semua.

 
10 Komentar

Ditulis oleh pada Maret 29, 2011 inci Goresan pena

 

Pindah ulang

Kado untuk mas Teguh Nugraha SPd yg akan menyempurnakan dien…semoga bermanfaat mas…

oleh Marde Syahni Abdul Latif pada 19 Mei 2010 jam 8:25

asslamu’alaikum wr wb…

Bismillahirahmanirrahim..

Sebuah tulisan singkat,sengaja ku persembahkan untuk kakandaku yang akan berbahagia karena setengah dari agamanya akan segera tercukupi…

Sebuah medan yang bertebaran banyak pahala di dalamnya…

Medan yang bernama keluarga….,lewat ibadah yang bernama NIKAH…

Tak lama lagi “mas” ku,seorang pemuda tangguh nan berhati lembut akan menjadi suami bagi seorang isteri yang juga akan menjadi ibu kepada anak-anak nya kelak…?

Salut…sebuah ekspresi yg spontan keluar dari hati ini…jujur tanpa dibuat2…karena diri ini sendiri masih dipenuhi dengan ketakutan untuk dapat mengikuti hal yg sama dengan mas…

luar biasa…kebanggan itu muncul dari diri ini…pada “mas” ku…

Ada beberapa paragraf yang ade kutip dalam tulisan ini :

Dalam bukunya “Di Jalan Dakwah Aku Menikah” halaman 43, Ustaz Cahyadi Takariawan menyampaikan :

1. ” Jangan sampai menunggu kesiapan Anda mencapai 100%, sebab rasa-rasanya Anda tidak akan berada dalam suatu kondisi di mana bisa mengatakan telah siap 100%. Cukuplah persediaan Anda mencapai sebagiannya, lebih dari 50%. Sisa kekurangannya, bisa Anda lakukan bersamaan dengan proses menuju pernikahan itu sendiri.”

2.”Rasulullah SAW juga menyatakan, “Tinggalkan hal-hal yang meragukanmu menuju hal-hal yang tidak meragukanmu” (H.R. Tirmizi).”

3. ” Penting bagi Anda untuk berada dalam kondisi tidak ragu-ragu saat melakukan proses pernikahan. Anda harus berada dalam kondisi yang yakin bahwa Anda memang telah siap untuk menikah dengan segala resiko dan konsekuensi logisnya. Semoga Allah memberikan kemudahan kepada Anda untuk bisa memiliki kesiapan yang optimal saat memasuki proses pernikahan.”

Kutipan singkat diatas ade harap memang bisa bermanfaat bagi mas…walaupun ade yakin sebenarnya mas sudah sangat memantapkan hati untuk hal ini…he..he..

Sungguh…

sangat beruntung sebuah rumah tangga yang didalamnya penuh dengan nuansa2 islam… sehingga berkah ALLAH SWT akan turun dengan mudahnya… Seorang suami yang menjaga istrinya 100%..betul2 menjaganya dari kobaran api neraka dan azab kubur…

Sungguh beruntung seorang suami yang selalu diingatkan oleh sang istri tercintanya akan kewajibannya sebagai imam dalam rumah tangga…

Begitu indahnya hari2 yg diisi dengan nasehat islami suami kepada istri usai shalat subuh, shalat tahajud berdua..mengaji bersama,memanggil dengan panggilan tersayang,bersama menyisihkan harta untuk sedekah,hingga puasa sunnah berdua…

Betapa bahagianya rumah tangga yg didalamnya ada istri yg selalu menantikan kepulang suaminya dengan zikir dan doa keselamatan bagi suami tercinta lewat shalat duhanya…

Betapa bahagianya sang istri yang diajak untuk belajar islam bersama,menghafal alquran bersama sebagai persiapan untuk sang buah hati kelak…

Betapa nikmatnya bersama2 dalam satu atap, yang diisi suami yang mengerti akan istrinya,dan istri sangat paham akan suaminya… masing2nya tidak meminta untuk dimengerti..,tetapi berusaha untuk dapat mengerti sang kekasih tercinta…

Senantiasa terdengar lantunan2 qurani yang menentramkan hati…panggilan2 lembut..pandangan2 kasih sayang…doa2 khusus untuk sang pendamping hingga rasa cemburu yang berpahala…

“Ada tiga golongan manusia yang tidak akan dilihat oleh Allah pada hari kiamat, yaitu: orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, perempuan yang menyerupai laki-laki, dan ad-dayyuts…”

(HR. An-Nasa-i)

Dayyuts adalah orang (laki-laki) yang tidak memiliki kecemburuan terhadap keluarganya. Sebagaimana orang yang rela membiarkan istrinya berjabat tangan dengan laki-laki lain, atau membiarkan istrinya berpergian jauh sendirian, merelakan laki-laki lain bersenda gurau dengan istrinya dan sebagainya. Termasuk juga rela membiarkan orang lain menikmati kecantikan istrinya melalui foto-foto yang dipajangnya di blog, friendster, facebook atau sejenisnya.

Mereka terlalu percaya bahwa tidak ada seorang pun yang akan terpengaruh dengan foto-foto yang dipajang itu. Padahal mereka tahu bahwa syetan memiliki pintu masuk dari depan, belakang, kanan dan kiri. Atau memang kecemburuan itu yg tidak ada…

Cukuplah engkau yang menikmati kecantikan wanita mulia itu. Dan katakan “Sungguh saya tidak rela berbagi istri dengan siapapun.( akh rahmat firdaus)

Sungguh suami adlah seorang pemimpin rumah tangga, penentu arah tujuan dalam lautan kehidupan bersama… Syurga ataukah neraka perhentian kapal itu kelak…sang suami lah yg peling bertanggung jawab…

maka sangat dibuthkan suami yang arif dan bijkasana untuk membimbing sang istri kepada islam yang sempurna..

Setiap yg dilakukan suami untuk keluarganya karena ALLAH SWT,maka itu adalah ibadah dan berpahala…kesempatan yg begitu besar untuk meraih pahala…

Selamat menempuh hidup baru mas…ada stitik kesedihan sebenarnya di hati ini..karena masa2 lajang tak lagi bisa kita nikmati bersama, akan sulit mungkin untuk bisa mancing sama2,jalan2 bersma mas lagi…atau latihan kayak dulu lagi(^_^)…

Tapi doa akan selalu ade panjatkan untuk mas dan keluarga… Semoga hidayah,rahmat dan berkah selalu ALLAH SWT karuniakan untuk mas…

Selamat berbahagia masku,kakanda tercinta… semoga hati2 kita dipererat oleh ALLAH SWT…

keteguhan adalah sebuah anugrah…

Adinda

(marde)

semoga bisa segera menyusul….

 
6 Komentar

Ditulis oleh pada Maret 5, 2011 inci Goresan pena

 

Kutipan Perjalanan

Pejalanan kedaerah Pasaman timur, tepatnya Lubuk sikaping beberapa waktu yang lalu membawa banyak kenangan manis. Bersama 2 rekan dari daerah Bogor kang Soni dan kang Fery. 2 orang praktisi handal dibidang motivasi ligkungan dan komposting. Ditemani seorang koordinator asli Bukittinggi, bang Oly. Diantara mereka semua ternyata sayalah yang paling muda, kang Fery satu tahun lebih tua sedangkan kang Soni dan bang Oly berumur jauh lebih tua dan telah berkeluarga. Kang Fery dan kang Soni asli Sunda, jadi otomatis saya menemukan keinginan saya untuk belajar langsung dari mereka. Belajar tentang budaya dan bahasa mereka, karena saya begitu berharap dapat memiliki sifat2 baik dari mereka. Seperti yang saya duga, mereka memiliki kelembutan hati yang luar biasa. Tutur bahasa yang santun, sikap sopan, kerajinan, serta kegigihan yang luar biasa dalam bekerja. Dan latar belakang mereka semua benar2 membuat saya terkesima.

Agenda kami saat itu di jadwalkan 10 hari untuk melatih kelompok tani di jorong kampung padang tentang lingkungan, komposting, pembuatan EM4, pupuk tunggal dan pestisida nabati. Berhubung kami dapat menyelesaikan amanah lebih cepat dari waktu yang ditetapkan, maka sisa hari kami manfaatkan untuk menikmati suasana dan berwisata ke kota Bukittinggi. Kami menginap di rumah bang Oly, dan disinilah salah satu hal yang menarik sekali lagi saya temui.

Pagi itu, dirumah yang sangat asri dikelilingi petakan2 sawah. Usai shalat subuh dan mandi pagi (brrr…dingin minta ampun) kami duduk bersama untuk sarapan pagi. Segelas teh hangat dan kue ringan sebagai pembuka saya sikat dengan nikmat (hehe..jarang2 dapat nih,maklum ngekos.. 😀 ). Ditemani kedua “Akang akang” dan keluarga bang Oly, dingin pagi itu segera teratasi dengan sukses (hmm…jadi pengen lagi nih..). 2 orang anak kecil juga ikut menemani kami makan dan minum bersama. Mereka Walid ( berumur sekitar 5,5 tahun) dan Uki ( sekitar 3-4 tahunan) artinya Uki jauh lebih kecil dibanding Walid. Ini yang membuat saya menjadi lebih enjoy, karena ada anak kecilnya.

Usai segelas teh dan kue ringan, lanjut dengan sepiring lontong (hehe..rejeki nggak kemana..mantap!!!) sebagai bagian dari program “perbaikan gizi ” saya. Tidak lama bagi saya untuk menyelesaikannya, begitupun kedua akang dari sunda. Walaupun mereka dari sunda, tapi makanan pedas tak menjadi masalah. Tinggal Uki dan Walid yang sedang berlomba. Dengan  tenang walid menyantap makanan, ditemani Uki. Uki makan bersebelahan dengan Walid dan selalu memperhatikan suapan2 walid.

Setelah beberapa saat, Uki berkomentar spontan pada Walid   “Pedes bang..?”

“ndak”, jawab walid (karena walid memang suka pedas) .

Uki kembali memperhatikan dan berkomentar   “barajalah makan padeh” (“belajar makan pedes dong”)…   (lah..gimana tho???)

Kontan bang Oly tertawa, dan bilang  “Uki aja makannya cuma sama telur rebus sama nasi putih terus, bilangin abang pulak belajar makan pedes…”

Sayapun otomatis tertawa mendengarnya (hahaha..dasar anak2..polos sekali), sedangkan Uki yang malu segera saja menyembunyikan mukanya dibalik punggung bang Oly… (hahaha..)

Cerita inipun berlanjut beberapa saat diantara kami, dengan tawa kecil tentunya. Uki…? masih malu tuh..hahaha..

Anak adalah titipan ALLAH SWT yang mesti di jaga dan di bina dengan baik. Mereka lahir dalam kondisi polos seputih kertas. Lingkungan sekitarnya lah yang akan mewarnai dirinya, dan  tugas orang tualah untuk memproteksi sang anak. Uki mungkin memang tidak mengerti sama sekali dengan pernyataannya tadi. Tapi, untuk anak2 seumuran Uki masa ia saat ini adalah masa meniru apa saja. Baik tingkah laku dan perkataan. Anak seumuran ini akan sangat memperhatikan apa saja hal2 baru yang ditemuinya dan menyerap itu semua untuk dipraktekkan.

Akan sangat dibutuhkan orang tua yang benar2 dapat menjadi contoh tauladan yang baik. Setiap bimbingan dan didikan untuk menjadi anak yang shaleh dan shaleha adalah tugas utama sang ayah dan bundanya. Bagi mereka yang benar2 mengerti  kondisi lingkungan saat ini, akan sangat memahami bahwa memiliki anak bukanlah  hanya sekedar kebanggaan ataupun pelengkap status. Tapi merupakan tanggung jawab yang sangat besar dan berat.

Membiasakan sang anak untuk tunduk dan patuh kepada ALLAH SWT, bersikap lapang dada untuk setiap kondisi, menjadikan AL Qur’an sebagai kecintaan hati, menjadikan Rasullullah sebagai idola utama serta akhlak baik lainnya adalah sebuah pekerjaan yang bersumber dari tauladan sang orang tua.

Menyerahkan anak ke TPA ataupun MDA bukanlah solusi “terbaik” untuk itu semua, karena tugas mendidik adalah tanggung jawab sang Ibu dan Ayah. Walaupun mereka yang telah melakukan itu tergolong orang tua yang ikut memperhatikan keagamaan sang anak dan jauh lebih baik dibanding yang sama sekali tidak peduli dengan ilmu agama sang anak.

Seorang orang tua yang berada di neraka kelak, akan dapat ditarik kedalam syurganya ALLAH SWT jika ia memiliki anak yang shaleh/shaleha. Begitupun sebaliknya, orang tua yang sudah menjejakkan kakinya di syurga bisa saja ditarik kedalam neraka karena sang anak.

Mendidik anak  adalah salah satu bentuk ibadah kepada ALLAH SWT, dan sudah seharusnya beribadah dengan ikhlas dan penuh kesabaran.

Bagi yang belum, sekarang adalah waktunya untuk mempersiapkan diri untuk bisa menjadi teladan baik sang anak kelak (insyaallah). Bagi yang sudah….selamat, dan semoga goresan bisa menjadi sekedar pengingat..

satu lagi…tolong doanya juga agar bisa segera menyusul..heheh…

Gimana rekan2 yang belum..? satuju..?

 

^_^

 

 
18 Komentar

Ditulis oleh pada Februari 28, 2011 inci Goresan pena

 

Si Kembar

Namanya Syaifullah dan Syaifuddin, tapi biasa dipanggil aa’ dan abang. Mereka anak kembar sekolah dasar (SD) yang belajar mengaji di surau tempat dulu saya tinggal. Kembar dengan “perbedaan” yang tampak jelas. Aa’ yang lebih tua, posturnya tidak segempal si abang… Abang lebih gemuk dan berpipi tebal, yang selalu jadi sasaran empuk untuk melepaskan rasa gemas saya karna melihatnya…tentu dengan mencubit pipinya itu sampai puas…

Ada yang sangat menarik bagi saya tentang mereka. Saat itu “ketika” masih berstatus mahasiswa fakultas pertanian Unand, saya ada jadwal kuliah siang pukul 13:30. Seperti biasa, setelah shalat zuhur dan berkaca beberapa menit mengamati penampilan keren saya (ehm..), saya menuju kampus dengan bus kampus dan menunggu kedatangan bus kampus di dekat gerbang kampus ( semoga bisa dimengerti tentang kosa kata “kampus” yang banyak). Berhubung tempat pemberhentian bus terdekat dengan tempat saya tinggal memang di situ.

Cukup lama juga menunggu kedatangan bus, maklum siang adalah waktu istirahatnya para pengemban amanah bus untuk shalat dan makan siang. Siang itupun sinar matahari cukup terik, sehingga akan lebih baik jika menunggu sambil berteduh. Tapi sayangnya di tempat saya menunggu tak ada tempat berteduh…wah, kekerenan saya terancam nih..hehe…

Beberapa oplet yang lewat menawarkan diri untuk ditumpangi, tapi saya tolak dengan halus karena dompet saya lagi “ngambek”..maklumlah mahasiswa. 🙂

Sebuah oplet berwarna hijau berhenti lagi didepan saya untuk menurunkan penumpang. Seorang ibu dengan bawaan yang cukup banyak dalam beberapa kantong plastik cukup besar, dengan analisa matang saya memperkirakan beliau baru selesai berbelanja kebutuhan sehari-hari untuk kelurga tercintanya di rumah. Sebenarnya sudah cukup lama saya tinggal dilokasi ini, tapi rasanya baru sekali ini melihat beliau. Memori otak saya putar ulang untuk mengira-ngira siapa gerangan ibu ini, tetapi memang tak ter “save” dan memang saya tidak tau sama sekali. Padahal saya merasa sudah mengenal semua warga disini sekalipun itu hanya wajah, tapi untuk kali ini saya sadar kalau kepopuleran saya belum merambah hingga kedesa-desa… :D. Harus lebih banyak silaturrahmi lagi rupanya…

Selesai membayar ongkos dan menaruh barang-barang bawaannya, beliau memanggil. Tidak begitu jelas nama siapa yang dipanggil. Lagipula suara beliau tidak begitu keras, mungkin karena letih sehabis belanja dipasar. Tapi tiba-tiba saja sepasang anak kembar yang saya sebut diawal, merespon dengan berlari kencang dari sebuah rumah dan saling mendahului. Kontan saja saya terkejut… Bagaimana tidak, walaupun rumah tersebut masih tampak terlihat tetapi jarak rumah itu dari tempat kami berdiri ini cukup jauh.. Apalagi dengan suara panggilan yang ukuran kerasnya saya nilai “standar”, saya sangsi suara itu mampu menjangkau jarak yang begitu jauh.

Luar biasanya, mereka mampu mendengar panggilan itu, dan langsung mendekati sang ibu serta mengangkut seluruh barang belanjaan tanpa disuruh. Dan ternyata ibu itu adalah ibu mereka. Tanpa berebut memilih bawaan yang paling ringan, mereka langsung ambil semua yang ada disana tanpa menyisakan untuk ibunya. Sang ibu kembali kerumah dengan tangan kosong, ditemani kedua anak kembarnya yang berjalan dengan senang (saya melihat senyum anak-anak itu ) sambil membawa barang belanjaan.

Saya tertegun cukup lama, mencoba “mengetes” kembali telinga saya. Normal, tak ada yang salah dengan pendengaran saya dan akhirnya tersenyum sendiri. Perasaan lega entah dari mana datangnya segera hinggap di hati saya 🙂 bukan karena telinga saya baik-baik saja tetapi karena bakti luar biasa sepasang anak kepada ibunya yangsaya lihat.

Bersyukur luar biasa karena ALLAH SWT telah memperlihatkan kisah ini kepada saya. Sebuah kuliah langsung saya dapatkan sebelum masuk kuliah. Sebuah keyakinan yang selalu saya pegang dan tak ingin saya lepas adalah mempercayai bahwa adik-adik yang saya ajar disini adalah anak baik…dan ternyata itu benar 🙂

Mereka seperti anak-anak lainnya, main bola, layangan, mandi-mandi disungai, kadangpun berkelahi 🙂 tapi ikatan hati dan baktinya kepadaorang tua sungguh luar biasa…salut.

Sebuah buku yang saya baca menuliskan “setiap manusia adalah hamba Tuhan dan anak sebelum apapun”. Dan kitapun adalah bagian dari “anak”. Tentunya setiap diri akan mengharapkan keturunannya kelak menjadi anak yang shaleh dan shalehah, berbakti pada orang tuanya.

Tak ada dari kita yang menginginkan anak yang suka membantah setiap perkataan, mengeluh setiap disuruh, menunda setiap instruksi yang diberikan, atau bahkan memiliki anak yang durhaka, seperti malin kundang. Perlu difahami bahwa kedurhakaan yang diperankan oleh malin kundang adalah kedurhakaan tingkat tinggi. Artinya jika sikap tidak mengakui,menghina, dan menyakiti orang tua terutama sang ibu adalah kedurhakaan level tinggi. Tentunya ada Durhaka yang tingkat bawah, mendongkolkah itu, bermuka masam, membentak atau bersungut sungut ketika mengerjakan perintah ibu.

Terlepas oleh tingkatan durhaka, yang jelas durhaka tetaplah durhaka dan keredhaan ALLAH SWT tak akan turun kepada mereka yang durhaka… Kita menginginkan seorang anak yang berbakti atau bahkan lebih dari itu. Pertanyaanya sekarang adalah “Bakti apa yang sudah kita lakukan kepada orangtua terutama ibu…?”

Ah, Bus kampus sudah datang…semoga kelak mereka menjadi anak yang lebih baik dari hari ini…

 
17 Komentar

Ditulis oleh pada Januari 31, 2011 inci Goresan pena